Merebaknya fenomena pandemi telah mendisrupsi kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia. Demi kebaikan hajat hidup bersama, penyesuaian dan perubahan gaya hidup terpaksa dilakukan oleh kita semua, termasuk salah satunya adalah Mulyana yang juga akrab dipanggil ‘Mang Moel’. Selama menjalankan program residensi di Korea Selatan, ia diserbu rasa kejemuan akibat proses karantina yang diakuinya tak menyenangkan, bahkan menjemukan dan kadang juga menekan. Mulyana dibatasi tidak hanya dari aspek mobilitas dan ruang gerak, namun juga pada makanan yang menurutnya adalah eskapisme paling 'primal' dan personal.
Alih-alih menjadi abai, dalam menghadapi keterbatasannya, Mulyana justru memanfaatkan apa-apa yang ada dengan menjalankan proses mencipta. Dan kala itu, ia mengeksplorasi makanan dengan menjadikanya semacam bentuk penciptaan karya. Kreasi yang dilakukan dengan bahan makanan menjadi bentuk apresiasinya dalam menghadapi keterbatasan yang ada, dan dalam konteks ini adalah makanan. Apresiasi atas makanan ini pun menjadi pertanda bahwa ia tidak hanya memiliki nilai fungsional namun juga kultural; dan pada pameran ‘Bento, please cheer me up’ ini, Mulyana menujukkan itu pada kita semua.
Dalam merespon hal tersebut, Ruang Dini sebagai galeri menyambut hangat perayaan atas proses mencipta dengan melakukan eksperimentasi dan eksplorasi seni melalui bergam hal, termasuk yang sifatnya keseharian seperti makanan. Kreasi dan apresiasinya atas makanan ini berhasil Mulyana alihbentukkan dalam wujud seni rajut melalui gaya khasnya yang cerah, ceria, dan jenaka. Ruang Dini sangat berterima kasih kepada Mulyana sebab karenanya, ada secercah harapan bahwa sebetulnya tidak ada yang dapat menghalangi kita dalam bereksperimen dan mencipta terlepas dari keterbatasan yang ada. Pameran ini juga menjadi pengingat bahwa selalu ada alternatif dan warna lain bagi kita untuk melerai dan menyelesaikan persoalan.
Alih-alih menjadi abai, dalam menghadapi keterbatasannya, Mulyana justru memanfaatkan apa-apa yang ada dengan menjalankan proses mencipta. Dan kala itu, ia mengeksplorasi makanan dengan menjadikanya semacam bentuk penciptaan karya. Kreasi yang dilakukan dengan bahan makanan menjadi bentuk apresiasinya dalam menghadapi keterbatasan yang ada, dan dalam konteks ini adalah makanan. Apresiasi atas makanan ini pun menjadi pertanda bahwa ia tidak hanya memiliki nilai fungsional namun juga kultural; dan pada pameran ‘Bento, please cheer me up’ ini, Mulyana menujukkan itu pada kita semua.
Dalam merespon hal tersebut, Ruang Dini sebagai galeri menyambut hangat perayaan atas proses mencipta dengan melakukan eksperimentasi dan eksplorasi seni melalui bergam hal, termasuk yang sifatnya keseharian seperti makanan. Kreasi dan apresiasinya atas makanan ini berhasil Mulyana alihbentukkan dalam wujud seni rajut melalui gaya khasnya yang cerah, ceria, dan jenaka. Ruang Dini sangat berterima kasih kepada Mulyana sebab karenanya, ada secercah harapan bahwa sebetulnya tidak ada yang dapat menghalangi kita dalam bereksperimen dan mencipta terlepas dari keterbatasan yang ada. Pameran ini juga menjadi pengingat bahwa selalu ada alternatif dan warna lain bagi kita untuk melerai dan menyelesaikan persoalan.
Gallery
Related Exhibitions
20/05/2021
20/05/2021
06/01/2021
22/11/ 2020
11/09/2020
06/09/2020